Deng! Setelah sekian lama, akhirnya Kicca sakit juga..
Bukan apa-apa, target saya sebelumnya, kalo bisa Kicca nggak pernah sakit, karena saya rasa saya cukup protektif dengan segala hal tentang Kicca. Tapi saya lupa hari itu..
Kalau, Sabtu tanggal 1 Maret kemarin, Kicca udah cukup capek dibawa pergi ke Cisalak. Minggunya tanpa saya sadari kalau anak itu sebetulnya capek, kami membawa Kicca ke mall. Bukan tanpa alasan sebetulnya saya membawa Kicca. Bukan karena saya ingin belanja atau jalan-jalan. Nggak sama sekali. Karena pergi ke mall bersama Kicca itu nggak bisa ngapa-ngapain, kita semua akan sibuk dibawa Kicca lari ke sana kemari dan naik eskalator.
Anak ini hobby sekali naik eskalator. Pernah ketika kami bawa ke Grand Indonesia ketika sepupunya Fun dateng, Kicca naik turun eskalator sampe kira-kira 30 kali, lebih malah kayaknya sih. Jadi, kalau bawa Kicca ke mall hampir bisa dipastikan gak mungkin dapet jadwal cuci mata. Sama seperti kemarin, saat kita semua mau makan, Kicca insist untuk naik escalator di sebelah restaurant.
Tujuan utama saya kalau ke mall tak lain dan tak bukan adalah untuk menstimulus agar Kicca lebih senang jalan. Kalau di rumah, Kicca seringkali takut-takut untuk jalan. Tapi kalau di mall. Lupaaaa! Dia akan terus berjalan, berlari, jongkok, tengkurap, sesuka hatinya.
Pernah seminggu sebelumnya, ketika kami mengajak Kicca ke Carrefour, cerita belanja jadi tak karuan ketika, Kicca mulai tiarap memeriksa kolong rak-rak di Carrefour. Awalnya kami bingung mengapa Kicca tiarap di tempat seperti ini, kan ini bukan rumahnya? Memangnya ada apa di sana? Apa dia melihat tikus?
Dan ternyata..
Kicca melihat bola! Luar biasa, kami masih nggak ngerti bagaimana dia tahu, bahwa di kolong rak itu ada sebuah bola kecil. Melihat wajahnya, akhirnya kami mengambilkan bola yang dimaksud, dan Kicca akhirnya asyik bermain bola. Lari sana, lari sini, dia bahkan tidak merasa sakit saat dia terjatuh. Kadang malah dia lupa kalau lantai di sana kotor, dan dia asyik tengkurap untuk mengecek kembali bola yang masuk kolong.
Tentu saja kami bahagia melihat Kicca seaktif dan sebahagia itu, walaupun, setelah itu, kaki-kaki kami berdua gemetaran dibuatnya karena tidak mampu mengimbangi aktivitas Kicca.
Tapi Minggu kemarin kami tidak kapok dibuat gemetaran. Oleh karena itu lah maka kami membawanya ke mall kembali. Sementara kami lupa bahwa Kicca sebenarnya sudah lelah meskipun masih memasang wajah ceria dan antusias.
Dan kemudian..
Senin pagi badannya mulai hangat. Kicca mulai lemas dan saya dikabari kalau Kicca 2x mengalami buang air yang encer. Saya pikir, oh masih 2x, belum masuk kategori diare. Jadi saya tidak perlu panik.
Hari kedua, Kicca masih hangat suhu tubuhnya, tapi tidak buang air seperti hari Senin yang lalu. Saya masih tenang. Jam 5 sore, saya di sms oleh suster-nya Kicca, bahwa panas Kicca sudah mencapai 39,2 derCel. Walaupun saya tidak yakin (masih positive thinking) bahwa Kicca mengalami panas tinggi seperti itu. Tapi akhirnya saya ijinkan susternya untuk memberi obat penurun panas.
Hari ketiga, Rabu, kami sengaja berangkat ke kantor lebih telat untuk memantau keadaan Kicca pagi itu. Tapi Kicca tidak panas tinggi dan akhirnya saya memutuskan untuk tetap berangkat ke kantor, walaupun, sejujurnya, ada perasaan bersalah ketika saya tanya, "Kicca baik-baik saja? Boleh Okasan dan Otosan berangkat ke kantor?" Kicca menjawab dengan erangan. Fiuh.. Tapi saya masih berharap Kicca tidak mengalami hal yang serius.
Sampai, akhirnya dua orang teman saya bercerita, bahwa anaknya terserang virus Roseola. Teman saya menjabarkan gejala-gejalanya, dimana anak akan mengalami suhu tubuh yang tinggi selama 3 hari, kemudian beberapa kali buang air yang encer, kadang disertai flu dan batuk, namun di hari ke empat panas akan turun dan timbul bercak merah di tubuh. Bercak muncul di punggung dan perut pada awalnya, kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh namun agak samar.
Berbekal ilmu itu, dan selalu ingat apa kata @DrTiwi bahwa sesungguhnya kita adalah dokter bagi anak-anak kita, maka saya memutuskan untuk tidak membawa Kicca ke dokter. Alhamdulillah benar saja di hari ke-4 bercak merah mulai keluar, persis seperti yang teman saya jabarkan. Kicca terserang virus Roseola. Menurut dokter (karena teman saya membawa anaknya ke dokter saat mengalami Roseola), virus ini tidak berbahaya, penularannya melalui udara. Hanya dibutuhkan obat penurun panas ketika panas pada tiga hari pertama.
Kicca sendiri hanya meminum obat panas 1 kali, sisanya, ia sering meminta air putih, yang kemungkinan ia mengalami radang juga. Selama tujuh hari kemarin Kicca lemas sekali, tidak mau makan bahkan tidak mau minum susu. Agak aneh rasanya melihat Kicca tidak seaktif biasanya, tapi saya yakin bahwa Kicca akan sembuh dengan sendirinya.
Alhamdulillah, di usia 16 bulan, Kicca gak pernah ke dokter karena sakit. Mudah-mudahan sehat terus ya Kicca.. Kita ke dokter kalo imunisasi aja ya, Nak..
Lesson learned-nya bagi saya, berpikirlah berkali-kali untuk membawa anak ke mall terutama jika usinya masih rentan terhadap virus. Seharusnya saya mendengarkan apa kata dokternya Kicca selama ini ya.. Jadi, Kicca ke mall lagi setelah umur dua tahun aja gapapa ya Nak? Kita main air hujan saja di halaman rumah. :)
»» READ MORE...
Bukan apa-apa, target saya sebelumnya, kalo bisa Kicca nggak pernah sakit, karena saya rasa saya cukup protektif dengan segala hal tentang Kicca. Tapi saya lupa hari itu..
Kalau, Sabtu tanggal 1 Maret kemarin, Kicca udah cukup capek dibawa pergi ke Cisalak. Minggunya tanpa saya sadari kalau anak itu sebetulnya capek, kami membawa Kicca ke mall. Bukan tanpa alasan sebetulnya saya membawa Kicca. Bukan karena saya ingin belanja atau jalan-jalan. Nggak sama sekali. Karena pergi ke mall bersama Kicca itu nggak bisa ngapa-ngapain, kita semua akan sibuk dibawa Kicca lari ke sana kemari dan naik eskalator.
Anak ini hobby sekali naik eskalator. Pernah ketika kami bawa ke Grand Indonesia ketika sepupunya Fun dateng, Kicca naik turun eskalator sampe kira-kira 30 kali, lebih malah kayaknya sih. Jadi, kalau bawa Kicca ke mall hampir bisa dipastikan gak mungkin dapet jadwal cuci mata. Sama seperti kemarin, saat kita semua mau makan, Kicca insist untuk naik escalator di sebelah restaurant.
Tujuan utama saya kalau ke mall tak lain dan tak bukan adalah untuk menstimulus agar Kicca lebih senang jalan. Kalau di rumah, Kicca seringkali takut-takut untuk jalan. Tapi kalau di mall. Lupaaaa! Dia akan terus berjalan, berlari, jongkok, tengkurap, sesuka hatinya.
Pernah seminggu sebelumnya, ketika kami mengajak Kicca ke Carrefour, cerita belanja jadi tak karuan ketika, Kicca mulai tiarap memeriksa kolong rak-rak di Carrefour. Awalnya kami bingung mengapa Kicca tiarap di tempat seperti ini, kan ini bukan rumahnya? Memangnya ada apa di sana? Apa dia melihat tikus?
Dan ternyata..
Kicca melihat bola! Luar biasa, kami masih nggak ngerti bagaimana dia tahu, bahwa di kolong rak itu ada sebuah bola kecil. Melihat wajahnya, akhirnya kami mengambilkan bola yang dimaksud, dan Kicca akhirnya asyik bermain bola. Lari sana, lari sini, dia bahkan tidak merasa sakit saat dia terjatuh. Kadang malah dia lupa kalau lantai di sana kotor, dan dia asyik tengkurap untuk mengecek kembali bola yang masuk kolong.
Tentu saja kami bahagia melihat Kicca seaktif dan sebahagia itu, walaupun, setelah itu, kaki-kaki kami berdua gemetaran dibuatnya karena tidak mampu mengimbangi aktivitas Kicca.
Tapi Minggu kemarin kami tidak kapok dibuat gemetaran. Oleh karena itu lah maka kami membawanya ke mall kembali. Sementara kami lupa bahwa Kicca sebenarnya sudah lelah meskipun masih memasang wajah ceria dan antusias.
Dan kemudian..
Senin pagi badannya mulai hangat. Kicca mulai lemas dan saya dikabari kalau Kicca 2x mengalami buang air yang encer. Saya pikir, oh masih 2x, belum masuk kategori diare. Jadi saya tidak perlu panik.
Hari kedua, Kicca masih hangat suhu tubuhnya, tapi tidak buang air seperti hari Senin yang lalu. Saya masih tenang. Jam 5 sore, saya di sms oleh suster-nya Kicca, bahwa panas Kicca sudah mencapai 39,2 derCel. Walaupun saya tidak yakin (masih positive thinking) bahwa Kicca mengalami panas tinggi seperti itu. Tapi akhirnya saya ijinkan susternya untuk memberi obat penurun panas.
Hari ketiga, Rabu, kami sengaja berangkat ke kantor lebih telat untuk memantau keadaan Kicca pagi itu. Tapi Kicca tidak panas tinggi dan akhirnya saya memutuskan untuk tetap berangkat ke kantor, walaupun, sejujurnya, ada perasaan bersalah ketika saya tanya, "Kicca baik-baik saja? Boleh Okasan dan Otosan berangkat ke kantor?" Kicca menjawab dengan erangan. Fiuh.. Tapi saya masih berharap Kicca tidak mengalami hal yang serius.
Sampai, akhirnya dua orang teman saya bercerita, bahwa anaknya terserang virus Roseola. Teman saya menjabarkan gejala-gejalanya, dimana anak akan mengalami suhu tubuh yang tinggi selama 3 hari, kemudian beberapa kali buang air yang encer, kadang disertai flu dan batuk, namun di hari ke empat panas akan turun dan timbul bercak merah di tubuh. Bercak muncul di punggung dan perut pada awalnya, kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh namun agak samar.
Berbekal ilmu itu, dan selalu ingat apa kata @DrTiwi bahwa sesungguhnya kita adalah dokter bagi anak-anak kita, maka saya memutuskan untuk tidak membawa Kicca ke dokter. Alhamdulillah benar saja di hari ke-4 bercak merah mulai keluar, persis seperti yang teman saya jabarkan. Kicca terserang virus Roseola. Menurut dokter (karena teman saya membawa anaknya ke dokter saat mengalami Roseola), virus ini tidak berbahaya, penularannya melalui udara. Hanya dibutuhkan obat penurun panas ketika panas pada tiga hari pertama.
Kicca sendiri hanya meminum obat panas 1 kali, sisanya, ia sering meminta air putih, yang kemungkinan ia mengalami radang juga. Selama tujuh hari kemarin Kicca lemas sekali, tidak mau makan bahkan tidak mau minum susu. Agak aneh rasanya melihat Kicca tidak seaktif biasanya, tapi saya yakin bahwa Kicca akan sembuh dengan sendirinya.
Alhamdulillah, di usia 16 bulan, Kicca gak pernah ke dokter karena sakit. Mudah-mudahan sehat terus ya Kicca.. Kita ke dokter kalo imunisasi aja ya, Nak..
Lesson learned-nya bagi saya, berpikirlah berkali-kali untuk membawa anak ke mall terutama jika usinya masih rentan terhadap virus. Seharusnya saya mendengarkan apa kata dokternya Kicca selama ini ya.. Jadi, Kicca ke mall lagi setelah umur dua tahun aja gapapa ya Nak? Kita main air hujan saja di halaman rumah. :)