Powered by Blogger.

October 15, 2011

Tidak Cukup Dengan Menjadi Baik: Sebuah Balon Berbentuk Durian

Tidak seperti biasanya, malam ini aku menyengajakan untuk tidur secepat mungkin. Hal ini tidak lain karena adikku yang paling kecil bermanuver begitu cepatnya di sampingku sambil mengoceh.. “Teteh, Naya gak bisa tidur.”

Aku tahu, malam ini mungkin salah satu malam paling menyenangkan bagi gadis kecil ini. Menemukan banyak hal baru di kamarku membuatnya tidak mungkin memejamkan mata dalam tempo yang singkat. “Ini apa, Teh? Cara pakainya, Teh? Teteh sering pake ini? Kalo yang ini buat Naya boleh?”


Begitulah anak-anak. Selalu hadir dengan segala keceriannya. Tak sedikitpun mungkin, terlintas di benaknya akan sesuatu yang gelap, bahkan mungkin menyesakkan dada. Di hatinya, yang ada hanyalah (mungkin) sebuah kebahagiaan, dan tentunya sebuah semangat hidup-aku ingin cepat besar-yang menggebu-gebu. Begitu, dan harus selalu begitu.


Sesekali kusempatkan untuk membelai rambutnya ketika ia terbangun dan melihat ke arahku. Lampu yang kunyalakan ketika aku terbangun tadi, sepertinya sedikit mengganggu tidurnya yang lelap. Melihatnya tersenyum simpul di tengah-tengah asyiknya memejamkan mata, malam ini sontak tiba-tiba aku ingin menjadi seorang anak seusianya lagi. Saat dimana tak sedikitpun yang kukhawatirkan mengenai kehidupan yang kujalani. Saat kupikir menjadi orang yang baik adalah hal termulia yang pernah kucita-citakan. Cukup dengan menjadi orang yang baik..


Tak pernah terpikirkan saat itu, kelak aku akan menitikkan air mata di tengah malam hanya karena menerima sebuah message di ponselku. Bahkan saat itu tak pernah terpikirkan olehku bahwa di dunia ini akan ada sebuah benda yang dinamakan ponsel. Saat itu, kupikir masa depan adalah sebuah masa dimana aku dapat menciptakan sebuah balon berbentuk durian. Memoriku kembali ke masa ketika ayahku bertanya, “Apa yang akan kauciptakan ketika dewasa nanti?”


“Sebuah balon berbentuk durian, Ayah..”


Sesederhana itu, dan harus sesederhana itu.


Kenangan masa kecil membuatku sedikit terlena malam ini. Berharap semuanya sesederhana itu, dan seindah itu. Namun, sebuah message yang baru saja kuterima kembali menyadarkanku bahwa aku bukanlah gadis kecil berusia 8 tahun lagi..


“Lely,tlg jangan coba2 mendekatkan a**an sm ma***sa,l**i 02,or cewe2 lain yg ga jelas.tlg hargai gw sbg istrinya.trims.”


Tak terasa bulir-bulir bening mengalir di pipiku seketika aku membacanya. Tak pernah menerima message sesadis itu sebelumnya, cukup mengoyakkan hatiku malam ini.. Cukup menyadarkanku bahwa aku sedang hidup di sebuah dunia yang tidak seindah yang kucita-citakan, tidak sesederhana yang kubayangkan, tidak seramah yang kuharapkan, tidak sesempurna yang pernah kupintakan ketika aku kecil dulu.. Kupikir dengan bercita-cita menjadi orang yang baik, berusaha menjadi orang yang baik, akan membawaku kepada sebuah kehidupan yang sederhana dan indah.


Aku kemudian teringat ketika ayahku dulu berpesan padaku.. “Bagaimanapun, kelak kamu harus menjadi orang yang selalu mampu berdiri di atas kakimu sendiri..” Kata-kata ini yang kemudian mempertegas keputusanku menjadi orang yang keras. Tak heran jika beberapa teman mengingatkanku agar tidak terlalu keras pada diri sendiri. Namun, sebagai hal yang sudah kupupuk sejak kecil, hal ini kemudian menjadi sesuatu yang sulit kuubah, dan mungkin tak akan pernah kuubah. Terlebih setelah aku membaca message tadi.


Sejenak kuingin kembali ke pangkuan Ibu, ingin kubisikkan padanya bahwa tidak cukup hanya dengan menjadi baik untuk mengarungi kehidupan ini, tidak cukup hanya dengan menjadi kuat untuk tetap berdiri tegar mengahadapi semuanya, tidak cukup hanya dengan menjadi bijaksana untuk memilih yang terbaik dalam hidup ini.. Melainkan harus menjadi sosok pribadi yang sangat baik, sangat kuat, dan sangat bijaksana karena hidup tak kan pernah seindah yang kita bayangkan, hidup tak kan pernah sesederhana yang kita pikirkan. Dalam banyak waktu, dalam banyak hal justru hidup lebih indah dari yang pernah kita bayangkan. Bersiaplah untuk semua itu, agar sampai saatnya tiba nanti, kita siap menerima keindahan hidup dari apa yang telah kita jalani selama ini.


Bismillah..



#Repost, July 4, 2009#

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger Template by Emporium Digital 2008

Back to TOP