Powered by Blogger.

March 11, 2014

Experiencing Roseola

Deng! Setelah sekian lama, akhirnya Kicca sakit juga..

Bukan apa-apa, target saya sebelumnya, kalo bisa Kicca nggak pernah sakit, karena saya rasa saya cukup protektif dengan segala hal tentang Kicca. Tapi saya lupa hari itu..

Kalau, Sabtu tanggal 1 Maret kemarin, Kicca udah cukup capek dibawa pergi ke Cisalak. Minggunya tanpa saya sadari kalau anak itu sebetulnya capek, kami membawa Kicca ke mall. Bukan tanpa alasan sebetulnya saya membawa Kicca. Bukan karena saya ingin belanja atau jalan-jalan. Nggak sama sekali. Karena pergi ke mall bersama Kicca itu nggak bisa ngapa-ngapain, kita semua akan sibuk dibawa Kicca lari ke sana kemari dan naik eskalator.

Anak ini hobby sekali naik eskalator. Pernah ketika kami bawa ke Grand Indonesia ketika sepupunya Fun dateng, Kicca naik turun eskalator sampe kira-kira 30 kali, lebih malah kayaknya sih. Jadi, kalau bawa Kicca ke mall hampir bisa dipastikan gak mungkin dapet jadwal cuci mata. Sama seperti kemarin, saat kita semua mau makan, Kicca insist untuk naik escalator di sebelah restaurant.

Tujuan utama saya kalau ke mall tak lain dan tak bukan adalah untuk menstimulus agar Kicca lebih senang jalan. Kalau di rumah, Kicca seringkali takut-takut untuk jalan. Tapi kalau di mall. Lupaaaa! Dia akan terus berjalan, berlari, jongkok, tengkurap, sesuka hatinya.

Pernah seminggu sebelumnya, ketika kami mengajak Kicca ke Carrefour, cerita belanja jadi tak karuan ketika, Kicca mulai tiarap memeriksa kolong rak-rak di Carrefour. Awalnya kami bingung mengapa Kicca tiarap di tempat seperti ini, kan ini bukan rumahnya? Memangnya ada apa di sana? Apa dia melihat tikus?

Dan ternyata..

Kicca melihat bola! Luar biasa, kami masih nggak ngerti bagaimana dia tahu, bahwa di kolong rak itu ada sebuah bola kecil. Melihat wajahnya, akhirnya kami mengambilkan bola yang dimaksud, dan Kicca akhirnya asyik bermain bola. Lari sana, lari sini, dia bahkan tidak merasa sakit saat dia terjatuh. Kadang malah dia lupa kalau lantai di sana kotor, dan dia asyik tengkurap untuk mengecek kembali bola yang masuk kolong.

Tentu saja kami bahagia melihat Kicca seaktif dan sebahagia itu, walaupun, setelah itu, kaki-kaki kami berdua gemetaran dibuatnya karena tidak mampu mengimbangi aktivitas Kicca.

Tapi Minggu kemarin kami tidak kapok dibuat gemetaran. Oleh karena itu lah maka kami membawanya ke mall kembali. Sementara kami lupa bahwa Kicca sebenarnya sudah lelah meskipun masih memasang wajah ceria dan antusias.

Dan kemudian..

Senin pagi badannya mulai hangat. Kicca mulai lemas dan saya dikabari kalau Kicca 2x mengalami buang air yang encer. Saya pikir, oh masih 2x, belum masuk kategori diare. Jadi saya tidak perlu panik.

Hari kedua, Kicca masih hangat suhu tubuhnya, tapi tidak buang air seperti hari Senin yang lalu. Saya masih tenang. Jam 5 sore, saya di sms oleh suster-nya Kicca, bahwa panas Kicca sudah mencapai 39,2 derCel. Walaupun saya tidak yakin (masih positive thinking) bahwa Kicca mengalami panas tinggi seperti itu. Tapi akhirnya saya ijinkan susternya untuk memberi obat penurun panas.

Hari ketiga, Rabu, kami sengaja berangkat ke kantor lebih telat untuk memantau keadaan Kicca pagi itu. Tapi Kicca tidak panas tinggi dan akhirnya saya memutuskan untuk tetap berangkat ke kantor, walaupun, sejujurnya, ada perasaan bersalah ketika saya tanya, "Kicca baik-baik saja? Boleh Okasan dan Otosan berangkat ke kantor?" Kicca menjawab dengan erangan. Fiuh.. Tapi saya masih berharap Kicca tidak mengalami hal yang serius.

Sampai, akhirnya dua orang teman saya bercerita, bahwa anaknya terserang virus Roseola. Teman saya menjabarkan gejala-gejalanya, dimana anak akan mengalami suhu tubuh yang tinggi selama 3 hari, kemudian beberapa kali buang air yang encer, kadang disertai flu dan batuk, namun di hari ke empat panas akan turun dan timbul bercak merah di tubuh. Bercak muncul di punggung dan perut pada awalnya, kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh namun agak samar.

Berbekal ilmu itu, dan selalu ingat apa kata @DrTiwi bahwa sesungguhnya kita adalah dokter bagi anak-anak kita, maka saya memutuskan untuk tidak membawa Kicca ke dokter. Alhamdulillah benar saja di hari ke-4 bercak merah mulai keluar, persis seperti yang teman saya jabarkan. Kicca terserang virus Roseola. Menurut dokter (karena teman saya membawa anaknya ke dokter saat mengalami Roseola), virus ini tidak berbahaya, penularannya melalui udara. Hanya dibutuhkan obat penurun panas ketika panas pada tiga hari pertama.

Kicca sendiri hanya meminum obat panas 1 kali, sisanya, ia sering meminta air putih, yang kemungkinan ia mengalami radang juga. Selama tujuh hari kemarin Kicca lemas sekali, tidak mau makan bahkan tidak mau minum susu. Agak aneh rasanya melihat Kicca tidak seaktif biasanya, tapi saya yakin bahwa Kicca akan sembuh dengan sendirinya.

Alhamdulillah, di usia 16 bulan, Kicca gak pernah ke dokter karena sakit. Mudah-mudahan sehat terus ya Kicca.. Kita ke dokter kalo imunisasi aja ya, Nak..

Lesson learned-nya bagi saya, berpikirlah berkali-kali untuk membawa anak ke mall terutama jika usinya masih rentan terhadap virus. Seharusnya saya mendengarkan apa kata dokternya Kicca selama ini ya.. Jadi, Kicca ke mall lagi setelah umur dua tahun aja gapapa ya Nak? Kita main air hujan saja di halaman rumah. :)
»»  READ MORE...

February 05, 2014

Selamat Datang, Anak Baik

Dear Kicca,

My apologize that I do write this when you're almost 15 month old. I supposed to write it right after you were born.

Lakeisha sayang..
Banyak hal yang ingin Okasan tulis di sini dan berharap ketika Kicca besar nanti, Kicca akan membacanya dengan penuh rasa bahagia, sama seperti ketika Okasan menuliskannya untuk Kicca sekarang.

Dua hari lagi, Kicca akan berusia 15 bulan. Cepat sekali ya, Nak, waktu berjalan. Okasan masih ingat ketika Okasan pertama kali mencium Kicca. Itu salah satu moment paling membahagiakan dalam hidup Okasan. Okasan juga masih ingat bagaimana Kicca pertama kali menyusu, Kicca menghisap dengan sangat pintar. Dan sekarang, Okasan merindukan masa-masa menyusui Kicca dulu. Walaupun sekarang Okasan udah nggak menyusui Kicca lagi, Okasan berharap kita tetap dekat, sedekat saat Kicca dalam rahim Okasan dulu.

Itu waktu Kicca kecil dulu. Sekarang Kicca sudah besar, Nak. Kicca sudah pandai berkomunikasi, Kicca sudah dapat memanggil Okasan dengan kata "Mama", memanggil Otosan dengan kata "Papa", bahkan Kicca sudah dapat memanggil Pak Satpam depan rumah dengan panggilan "Pam". Kicca juga sudah pintar bilang "mamam" kalau menginginkan makanan. Beberapa kata lain yang sudah bisa Kicca ucapkan seperti, "Ni siapa?" selalu terngiang-ngiang di telinga Okasan dan Otosan, karena Kicca mengucapkannya dengan sangat.....merdu.

Kicca sekarang sedang belajar jalan, meski Okasan tahu Kicca masih takut-takut, Okasan yakin sebentar lagi Kicca akan cepat berlari. Kicca sekarang masih senang merangkak, terutama di atas tangga. I know that stairs is much challenging for you. Hati-hati ya sayang kalau sedang merangkak di tangga.

Lucunya, Kicca juga sudah pandai meniru sekarang, kalau ada yang memanggil Kicca, Kicca akan mengikuti dengan menyebut ulang "Ca." Kicca senang sekali mengelap lantai rumah, pasti karena suka lihat Mbak ngepel-ngepel ya? Kicca juga suka sekali membersihkan lantai dengan sapu lidi. Okasan perhatikan, motorik Kicca berkembang semakin baik. Kicca sudah dapat memasukkan sapu lidi ke wilayah-wilayah yang sempit. Kicca sudah dapat meniru Okasan yang suka bilang, "No no no." You're indeed a good immitator. Dan Okasan harap, Kicca selalu meniru hal-hal yang baik-baik.

Kicca sudah pintar makan sendiri, bahkan Otosan kadang tercengang ketika Kicca mengambil makanan Otosan dan Kicca melahapnya dengan cepat. Walaupun kadang Okasan putus asa ketika Kicca memilih untuk tidak memakan masakan yang Okasan buat, tapi Okasan akan terus menyediakan makanan yang sehat untuk Kicca.

Okasan tahu sejak dalam kandungan dulu, Kicca akan jadi anak yang periang. Senang outdoor activities, yang pastinya nanti akan sering menggedor-gedor pintu untuk keluar dari rumah mengejar anjing dan kucing, atau hanya untuk menengadahkan tangan di bawah air hujan, atau sekedar melihat kapal yang lewat, atau mengejar ketika Okasan dan Otosan pulang dari kantor.

Sekarang Kicca mulai belajar memegang crayon, setiap kali Kicca memegang crayon sambil tengkurap di lantai, Kicca kelihatan seperti anak yang sudah besar. Semoga Kicca segera bisa memegang crayon dengan baik, karena kami sudah menyiapkan seluruh dinding-dinding rumah untuk Kicca warnai.

Hal lain yang diingat banyak orang tentang Kicca adalah ketika Kicca menari-nari. Cukup dengan menyanyikan lagu kesukaan Kicca, spontan Kicca akan menari-nari. Dengan tangan mengepal sambil mengeluarkan telunjuk, kemudian tangan digoyang-goyang mengikuti irama musik. Akh, kamu anak yang selalu menceriakan, Nak..

Betapa bersyukurnya kami memiliki anak sehat dan ceria seperti Kicca. Dan bahkan bukan hanya Okasan dan Otosan yang bahagia dengan keberadaan Kicca. Eyang dan tante-tante juga senang sekali melihat Kicca, bahkan seringkali mereka ikut menjadi imitator, meniru gerakan-gerakan Kicca karena itu sangat menggemaskan.

Lakeisha sayang..

Begitu banyak harapan dari Okasan dan Otosan untuk Kicca nanti. Kami ingin Kicca menjadi anak yang baik dan menghormati orang lain. Pagi ini ketika Okasan berangkat kerja tadi, Okasan melihat pengendara motor berbondong berebut untuk menaiki trotoar dan Okasan tidak ingin Lakeisha menjadi seperti mereka. Okasan ingin Kicca tumbuh jadi anak yang bijaksana, menjadi anak yang cerdas dan selalu takut dengan Tuhannya. Tantangan di hadapan Kicca nanti akan semakin kuat, Nak. Kuatkan hatimu, kuatkan imanmu, perbanyak ilmu dan berdoa. Jangan pernah bosan ketika Okasan menyanyikan lagu ini setiap malam ya..

Satu satu Tuhanku ya Allah
Dua dua Muhammad Nabiku
Tiga tiga Islam agamaku
Satu dua tiga Al-Qur'an kitab suciku..

Dan satu hal, no matter how hard your time is, please remember this..

Satu satu, Okasan sayang Kicca
dua dua, Otosan sayang Kicca
tiga tiga, Eyang sayang Kicca
satu dua tiga, semua sayang Kicca.

Selamat datang, anak baik.

You are, very welcome..
»»  READ MORE...

December 23, 2013

Lowongan Kerja

Dear teman-teman,

Untuk yang berdomisili di daerah Karawaci. Kami membutuhkan 1 (satu) orang tenaga kerja untuk menjadi ADMIN ONLINE SHOP.

Kriteria:
- Jujur
- Dapat mengoperasikan Ms. Office.
- Perempuan Usia 18-25 tahun
- Belum menikah

Jika berminat, hubungi kami melalui SMS/WA/telp ke 08179260508.

Terima kasih.

»»  READ MORE...

Looking Back Series #1

Jaman-jamannya akhir tahun emang paling enak nge-review apa yang udah dilewatin. This story is part of the Looking Back Series.

*tarik napas panjang dulu*

Emang ya masa masa pasca lahiran itu masa masa keluarga kita diuji abis abisan deh.

Jadiiii ceritanya, sore hari dimana gw saking lemesnya itu, seminggu setelah gw keluar dari RS tepatnya, Otosannya Kicca pulang kantor dengan keadaan sakit perut yang MAHA DAHSYAT. Gw sempet marah marahin beliau karena nggak mau makan. Super cerewet deh kala itu. Ternyata, semakin malam rasa sakitnya semakin menjadi. Gw sempet tanya, sakitnya di sebelah mana *sok tau* trus gw bilang.. "Sakit di situ sih biasanya usus buntu." Gw berkali-kali ajak Fun pergi ke RS, tapi beliau nggak mau. Nah karena kebodohan kami juga lah, makanya kita biarkan keadaan itu. Sampai..

Ternyata, jam 12 malam Fun cari-cari Mama gw karena sakitnya semakin menjadi. Mama akhirnya berhasil membujuk Fun untuk pergi ke RS ditemani gw. Ya iya lah siapa lagi yang bisa nemenin. Mama kan harus pegang Kicca. Jadi jam 1 malem kita dianter satpam komplek, berangkatlah ke RS Siloam deket rumah. Langsung cusss sendirian bopong Fun ke Emergency Room alias UGD. Tau sendiri badan Fun gedenya kayak apa, gw kurusnya kayak apa *berhasil nangkis jewerannya Fun*

Alhamdulillah UGD-nya RS Siloam itu super nyaman kalo menurut gw. Jadi gw bisa istirahat di situ walopun cuma duduk sambil curi curi tidur ato bentar bentar usap usap Fun yang lagi kesakitan. Gw-nya sih berasa udah mau pingsan banget itu, makanya gw gak berenti berenti ucapin doa. Pertama agar Fun dapet penanganan yang tepat dan cepat, yang katanya kalo ditunda dikit, radangnya bisa pecah dan sangat berbahaya. Kedua, gw berdoa supaya gw juga gak collaps. Gak lucu banget kan kalo sampe gw pingsan trus dirawat lagi di sana.

Alhamdulillahnya lagi, tenaga medis di sana cepat tanggap, dan berdasarkan pemeriksaan melalui CT Scan disimpulkan bahwa Fun mengalami radang usus buntu dan harus segera dioperasi. Tuh betul kan apa kata gw, ya cuma gw nggak ngerti kalo radang usus buntu harus segera dioperasi kirain bisa kapan kapan *plak*. OK, seinget gw, Fun masuk ruang operasi jam 2 ato 3 pagi gitu. Gw yang cuma bawa kain selembar ngampar deh itu di depan ICU yang letaknya deket ruang operasi. Rasanya pingin nangisssss banget. Selain dingin, keliyengan, takut Fun kenapa kenapa, badan gw juga ngerasa makin nggak karuan. Berkali-kali bilang sama diri sendiri, "Semangat Lely! Ini yang namanya ujian berkeluarga. Harus nemenin pasangan dalam keadaan apapun." Belum lagi PD gw yang bengkak karena nggak nyusuin Kicca, jadi gw mesti bolak balik toilet buat buang ASI :(

Ternyata ya, di depan ICU itu banyak banget lho yang nungguin keluarganya. Ada satu Ibu yang ternyata rumahnya deket rumah kita, beliau cerita kalau suaminya abis kecelakaan masuk sungai dan ini operasi yang keempat kalinya. Langsung deh gw mikir, kalo dibandingin orang lain sih, ujian gw mungkin gak ada apa apanya kali ya? Tapi kok..rasanya berat banget ya Allah.. Preeclampsia belum beres, nah Fun juga mesti masuk ruangan operasi pulak! Jam 7 pagi akhirnya Fun keluar dari ruang operasi. Kebetulan Fun dapet ruangan di sebelah gw di rawat dulu, dan suster susternya masih pada inget gw sambil pada bilang, "Lho kok gantian sih masuknya? Trus Ibu juga udah kempes sekarang." *menerima tatapan kok jadi ceking sekarang* You got me.

Begitu selesai ketemu Fun, nggak lama gw langsung balik ke rumah. Badan tuh udah antara napak sama nggak. Itu baru tentang proses operasi. Beberapa waktu setelah itu pun, malem-malem gw mesti ajak Fun ke dokter Darwin di Rapha karena Fun demam. Alhamdulillah balik dari sana, minum obat, istirahat, membaik deh.

Nah tentang gw sendiri. Gw masih inget banget, di malam tahun baru menyambut 2013. Gw tertidur lemas di ruang nonton lantai atas. Sengaja gw dipisahkan dari Kicca, gw juga nggak tidur di kamar tamu karena lagi ada kunjungan Ibu Mertua dan neneknya Fun. Gw bisa denger banget petasan, kembang api bergemuruh suaranya. Sementara gw, buat bangun aja nggak sanggup. Badan keringat dingin, mual, lemesssss. Belum lagi, adik gw, Naya, ikut-ikutan ambruk tidur di sebelah gw lantaran demam. Antara sedih sama nelangsa. Sekarang saya bisa senyum. Tapi kala itu? Saya berpikir apakah saya masih bisa menikmati indahnya kembang api di Tahun Baru berikutnya?

Mudah-mudahan ya.. Selalu diberi kesehatan dan semangat untuk menyongsong setiap tahun.

So for the upcoming years, can I ask.. erm.. "Life, could you be nice to us?"

Amin.

»»  READ MORE...

Old Stories #1

Kalo kangen jaman pacaran, kalian biasanya ngapain?

Kalo gw, sering banget bacain chattingan jaman dulu pas pacaran.. *uhuk!* Tolong jangan disebor air panas! Maklum, kita jaman dulu, pacaran jarak jauh alias LDR. Kadang-kadang, gw kangen banget masa-masa itu, bukan berarti gw sekarang pengen LDR yah. Lha wong, Fun telat pulang kantor 1 jam aja, gw sudah resah gelisah. Gak tau kenapa, rasanya nelongsoooo gitu kalo Bapak Fun pulang telat. Gattteeel pengen nelpon, terus nanya udah sampe mana. Sampe-sampe, atasannya Fun suka tereak..

"Tachul, go home please. Your wife's waiting for you."

Hahahaha. Maap ya Buuu.

Gw sendiri sama sekali nggak curiga Fun bakal gimana-gimana loh. Ikh, sebenernya cuma karena gw gak ada temen nonton Fox aja sih, udah ditu gw gak ada temen ngegosip, dan gak ada yang gw cerewetin :D

Tapi sekarang sejak kerja perasaan gitu udah sedikit banyak berkurang sih.. Karena biasanya Fun kan yang pulang duluan. Jadi posisinya kebalik. Hore! Karena beneran nggak enak ya rasanya jauh dari suami itu. Mau kata kalo ketemu perang terus, tapi itu masih lebih baik daripada nggak ketemu. Kan kan kan?

Nah! *balik lagi ke jaman nostalgia* kalo baca chattingan, ato bahkan baca sms jaman dulu pacaran (freakin out gw masih nyimpen sms sms ituuh). Gw suka ketawa geliiii. Bukan lucu, tapi norak. Jaman kita pacaran dulu norak bener, SUMPAH! Fun sendiri sampe gak mau baca lagi. Huahahaha. Sementara gw terjebak dengan gak berani menghapusnya, khawatir moment-nya hilang dan gw lupa. Ya maklum semakin lama menikah semakin berkurang kan frekuensi manjamanjaan jaman pacaran itu. *butuh honeymoon *kode

Gak terasa, January besok kita udah mau anniversary ketiga. Deg-degan deh rasanya. Antara pingin punya acara special, karena Kicca udah gede kan sekarang, udah bisa diajak pergi-pergi. Sempet kepikir pingin liburan kemanaaa gitu, tapi kok dollar makin melambung yah?

Di samping itu, ada sejumput rindu sama Bandung. Hey.. Bandung apa kabar? Coba bayangkan, bersama keluarga libur ke Bandung. Pacaran bertiga, makan jagung bakar, roti bakar, oh my God. Rasanya saya harus buru-buru merencanakan liburan ke sana.

*buru-buru nelpon Fun*

Bye bye. See you.
»»  READ MORE...

Test Masuk Sekolah

It's blogging time. Haha! *pasang muka nakal*

Di saat hawa liburan mengalahkan segalanya dan.. emang kerjaan kan masih low load dalam 4 bulan ini. Hihihi. Ada baiknya kita ngeblog aja ya..

Iya jadiiii, Sabtu kemarin, Kicca has experienced an enrollment test. Halah. Anak toddler test apaan sih? Gw udah kebayang dari jauhjauh hari sebelumnya kalo it would be so much easy. Palingpaling gw yang banyak ditanya-tanya, harapan masukin Kicca sekolah apa. Semacam itu lah. Eh ternyata nggak.

Enakan gw cerita dari awal dulu aja kali yah..

Dua minggu yang lalu. Kami sepakat mau masukin Kicca ke Toddler class di Islamic Village School. Sebagai emak bapak yang sok sibuk, sampe detik terakhir tangal 20 Dec kemaren itu, kita belum aja sempet balikin formulir pendaftaran sekolahnya Kicca. Pertama menunda-nunda *jitak* lama-lama sibuk beneran. Tapi alhamdulillahnya, untuk Toddler katanya nyante aja. Balikin pas hari test masuk juga nggak apa-apa. *cium semua guru satu-satu*

Trus, pagipagi jam 9 kita berangkat dari rumah. Biasalah gw, agak drama kalo mau bawa Kicca bepergian. Sibuk mikirin makanannya gimana, bajunya, diapers-nya, susunya (ini jadi gak terlalu penting since frekuensi menyusu Kicca di siang hari sudah semakin berkurang). Alhamdulillah jalanan lancar, walopun deket, Lippo - Islamic, kalo lagi kumat macetnya, suka agak nyebelin. Tapi pagi yang fitri itu semua enak. Cuma gw yang deg-degan perihal..

Satu. Emak rempong yang agak berat untuk pake kerudung *dicambuk di neraka*. Pas mau berangkat, Fun warning gw, "Sayang kamu harus bawa pasmina atau semacamnya itu lah untuk nutupin rambut, karena tadi aku lihat gak ada yang gak pake kerudung." Well okay, cari-cari pashmina kemudian cussss..

Kedua. Jam-jam segitu adalah jam Kicca bobo. Kebayang kalo dia ngantuk trus rungsing trus ngamuk. Walopun belum pernah kejadian Kicca ngantuk kemudian ngamuk, tapi gw takut banget itu terjadi.

OK cerita tentang keadaan sekolahnya dulu. Hari itu di sekolah cukup rame, karena selain pendaftaran sekolah gelombang pertama, juga bagi rapor anak-anak. Parkiran hampir penuh. Sepertinya, gw juga belum terlalu paham sekolah ini, sekolah terbagi menjadi 2 kawasan ya.. Karena di area sekolah yang kami masuki itu kok kayaknya gak besar-besar amat, mengingat Islamic Village ini mencakup Toddler sampai SMA, ada SBI-nya pula!

Soal suasana gimana? Suasana di sana alhamdulillah kerasa ya Islami banget. Anak-anak sekolahnya berpakaian muslim semua, termasuk pas masuk area sekolah TK, Playgroup dan Toddler. Kami (gw, Otosan Kicca, Kicca, adek gw, eyang -- berasa mau ngelenong yah) disambut 2 orang sepertinya guru atau tenaga administrasi. Langsung mengantri untuk administrasi sebentar, kemudian.. Salah seorang guru bilang, "Mama diisi ya formulirnya. Mama bisa tunggu di R. Tunggu, nanti dipanggil, anaknya masuk ruang test." Dipanggil mama begitu kok rasanya semriwing ya.. It's probably too early to send Kicca to school, sampe-sampe gw masih agak kikuk dipanggil Mama dan harus nganter anak sekola macem begini.

Selepas gw selesai nulis formulir yang isinya tentang kegiatan Kicca sehari-hari, gw lihat Kicca lagi jerit-jerit sambil dadah-dadah ke gw saking senengnya. Kalo liat dari responnya sih, gw harusnya gak merasa worry ya Kicca perlu sekolah apa nggak. I bet she will enjoy all the activities at this school, hopefully..

Setelah ngantri cukup lama, akhirnya Kicca berhasil masuk ruang test bersama satu anak toddler lain yang ternyata tidur. Jadi lah Kicca sendirian di test-nya. Awal-awal, Kicca cuma mau main sama gw. Lendot-lendotan di paha gw sambil mandangin Miss-nya dengan penuh curiga. Alhamdulillahnya ni anak bayi nggak nangis, walopun dia belum bisa akrab sama Miss-nya. Tapi dengan dia nggak nangis aja udah lumayan banget. Sempet sih, pas ada Miss lain yang masuk, udah mau nangis aja dia. Tapi alhamdulillah nggak jadi. Reffot urusannya kalo dia sampe nangis. Oiya, Kicca ini paling takut dengan orang dewasa yang berkerudung. Lihat Eyangnya berkerudung aja dia biasanya nangis kejer. Tapi ini nggak. Alhamdulillah (lagi).

Jadi inti dari test ini adalah, melihat bagaimana respon si anak terhadap rangsangan yang ada. Karena usia Kicca masih cukup kecil (sekarang 13 bulan dan July nanti 20 bulan) maka dari itu Kicca distimulus dengan diberikan sekeranjang mainan yang isinya buah-buahan, sayur-sayuran dan binatang. Awalnya, Kicca masih malu-malu untuk ngerespon mainan. Dan lama-lama Kicca mulai merespon dengan mulai berani ambil mangga (hampir dimakan), belimbing, apel, anggur, dan harimau :) Sebenernya, Kicca masih lebih merespon stimulus dari gw dibanding stimulus dari Miss-nya. Apalagi waktu gw nyanyiin theme song-nya Barney. Dia langsung duduk tegak dan.. JOGET. Hahahaha. Good girl!

Di sela-sela Miss-nya sibuk analisa respon Kicca, Miss-nya ajak Kicca main donat gitu dia nggak tertarik. Begitu donatnya digulirkan dia cuma ngeliatin dan cari-cari, tapi nggak mau ngambil. Maklum, dia biasa main gasing yang muternya lebih cepet, jadi dia agak males, ato mungkin karena ngantuk juga. Tapi begitu mau pulang, dia tiba-tiba nyahut, kalo donatnya masih ada yang ketinggalan. Hihihi.

Ada satu hal yang jadi PR banget buat gw, bahwa Kicca belum merespon kalo ditanya, hidung mana? Mata mana? Tangan mana? Gw emang gak fokus untuk ajarin itu. Aiyah kelupaan. Maap. Sekarang udah masuk catatan gw nih.. Gw sendiri nggak ngoyo sebenernya Kicca udah pinter ini itu atau belum. Karena banyak kemajuan lain yang Kicca udah capai. Dan itu semuanya dilakukan dengan bermain selama ini. Dan gw kirim Kicca ke sekolah itu sama sekali nggak kepikir dia bakal jadi anak hebat di usia segini. Cuma pingin dia punya tempat bermain yang mengarahkan kepada keislaman aja.

So far, gw puas dengan test hari itu. Miss-nya juga ramah-ramah. Gw gak sempet keliling-keliling sekolahnya untuk observe ada mainan apa aja. Kata Otosannya Kicca sih ada kolam renangnya. Kemarin gw lihat ada lapangan bola. Asyikkk, Kicca bisa lari-larian nanti. Oya, satu hal sih yang ketangkep mata kemarin, pasalnya ada satu anak toddler yang gw cerita ketiduran itu. Dia sebelumnya jatuh karena tersandung. Sepenglihatan gw, memang ubin-ubin teras di sana tidak rata, maksudnya ada yang lebih tinggi, lebih rendah, dan itu agak membahayakan untuk anak-anak yang suka berlarian ya. Hmm, mungkin sedikit masukan untuk sekolah Islamic Village :)

Pulang dari sana, cuss ke Summarecon buat makan. Mumpung ada Eyang biar bisa makan enak :) Trus mampir ke toko mainan cari miniatur binatang seperti di sekolahnya Kicca nanti. Alhamdulillah hari itu berjalan baik. Kicca lancar test-nya. Gak tidur selama test apalagi rewel. Kicca tidur justru di pangkuan gw selama perjalanan ke SMS. Makannya juga lancar. Seneng banget dia ikut makan ikan bakar gitu. Jadi pas jalan-jalan yang cuma sebentar itu, dia menikmati sambil jejeritan ngeliat apa yang dia suka. *kecup Kicca*

Nah, Selasa besok, jam 11 pengumuman penerimaan. Semoga Kicca diterima ya.. Bingung soalnya mau disekolain dimana ini anak bayi kalo sampe gak keterima di sini. Hihihi, rasanya kayak nunggu pengumuman UMPTN!

»»  READ MORE...

December 17, 2013

Mau Punya Anak Berapa?

Hayo hayoooo, kalau ditanya begini gimana?

Anggaplah kalian sepasang kekasih yang sedang berbunga-bunga, sebentar lagi akan menikah, kemudian akan menjawab seperti apa untuk pertanyaan ini?

Gw pribadi masih amazed sama orang yang berani bilang pingin punya anak sembilan. Langsung kepikir, rumahnya harus segede apa, biaya sekolahnya berapa, kalo gw kerja gimana, perlu pake pengasuh atau cukup memberdayagunakan anak-anak yang paling tua, dan sampe umur berapa gw harus hamil? Skeriiiiii.

STOP, STOP, Pak, STOOOP!

Saya mau jawab, Pak. Dulu Pak, ketika kami di posisi jadi pasangan yang baru akan menikah, kalau ditanya, saya cuma mau punya anak dua. Dua-duanya cewek aja, biar cute gimana gitu :D. Nah seiring dengan apa yang gw alamin, gw kok jadi pingin anak satu aja yah? Kecuali ada jaminan hamil gw bakal lancar, no preeclampsia/eklamspia, lahiran lancar melalui proses normal, bisa menyusui, ooohh indahnya hidup ini, gw masih mau dikasih bayi selucu Kicca. Tapi.. Tiba-tiba gw inget malam-malam selepas lahiran. It was more than just a night mare. Lebih mirip ajang cabut nyawa sih kayaknya ya..

Walo kata banyak orang, akh paling ntar gw akan ngerengek-rengek minta anak kalo Kicca dah gede dan gw akan kangen cium-cium anak bayi. Gw gak tau sih ya, gw bakal kangen apa nggak.. Tapi mengingat trauma Marisa kemaren. Kok kayaknya akan lebih bijak kalo anak gw cukup Kicca seorang saja. Coba deh, sekarang kan gw udah balik kerja. Pengasuh Kicca udah dipercaya banget. Keuangan teratur, bisa nabung, ikut asuransi, jalan-jalan, semuanya udah under controlled. Damai sedamai-damainya hidup. Gak usahlah dipusingin soal nambah anak.

Tapi kemarenan, iiikh ini gegara gw ketemu salah satu Bapak yang mana rumahnya deket gw, kita ngobrol-ngobrol gitu. Dia juga sama, agakagak perhitungan kalo harus nambah anak. Concern-nya beliau sih karena pertimbangan ekonomi. Tapi setelah dia pikir-pikir lagi, kasian katanya kalo anak kita cuma satu, nanti saat dia sudah besar dan kita menua, anak kita jadi nggak punya temen untuk share masalahnya. Misal, ketika kita sakit-sakitan, bebannya hanya akan jatuh ke dia. Padahal ia butuh untuk berbagi beban dan pemecahan masalah.

Kalo anak sembilan kan bisa bagi masalah dikit-dikit ya? Eh ato nambah masalah sih di era jaman begini? Ya, memang membesarkan anak di jaman sekarang gak seperti jaman dulu ya. Orang tua dulu bisa punya anak sembilan bahkan berbelas-belas. Sesama siblings bisa saling bagi cerita. Bagi-bagi beban hidup. Saling bantu..

Tuhhh gimana coba tuh? *nangis*

Beneran deh, denger statement itu, gw jadi nggak tega sendiri ngebayangin Kicca tanpa siblings buat diajak sharing. I wish, kalo emang dikasih lagi sama Allah, gw pingin yang lancar, sehat baik gw ataupun baby, diberikan rejeki yang cukup supaya kami sekeluarga nggak merasa berat, Kicca juga dewasa menerima kedatangan adiknya, Otosan juga sehat buat nemenin begadangan :)
»»  READ MORE...

  © Blogger Template by Emporium Digital 2008

Back to TOP