Trus, pertanyaannya, kenapa gw sekarang nggak jadi arsitek?
Hiks. It was a long story, bahwasanya bokap gw gak suka lihat gw gambar ini itu. Sampe sekarang gw masih suka sedih, kenapa sih, ngegambar aja nggak boleh? Gw toh kan nggak main keluyuran ke rumah tetangga, nggak nangisin anak orang, nggak mencuri, tapi kenapa gw nggak boleh? It is indeed still a mystery. Sejak bokap ngelarang keras bahwa gw nggak boleh ngegambar, ntah kenapa sejak saat itulah gw merasa, gw nggak bisa menggapai mimpi gw. Then I stopped drawing, too. Damn! Yang gw sesalkan sekarang adalah, why did I stop dreaming? Kenapa sih dulu gw gak berani berani aja gitu bermimpi? Kenapa sih dulu gw nggak tetep nerusin untuk menggambar meskipun itu diem diem atau ngumpet ngumpet? Kenapa? Kenapa oh kenapa*acakacak rambut*
Padahal katanya, bermimpi itu mudah. Tinggal simpan terus mimpimu di dalam hati dan kepala, ucapkan setiap kali mau tidur. Berdoa. Jalani hari dengan sebaik-baiknya. Dan biarkan universe melakukan semuanya sampai kamu meraih mimpimu. Segampang ituuuuu! Then why didn't I do that?
Karena ya... Gw inget gw punya mimpi yang lain sejak gw kecil dulu. Dari kecil, entah siapa yang ngajarin gw, gw gak tau. But I've been dreaming marry a guy who studies abroad. Gak tau beneran kenapa, dari gw SD, sejalan dengan gw suka menggambar rumah itu gw pingiiin banget punya pasangan yang lagi sekolah di luar. Jadi waktu itu, gw nge-design rumah impian gw. Rumahnya guedeeee banget, gw gak tau di jaman sekarang, berapa puluh milyar harga rumah itu. Di mimpi gw itu, gw mimpi gw bakal punya pacar yang mana tetangga sebelah rumah. Namanya William dan dia lagi belajar di luar negeri. Diem-diem, sampe gede gw masih menyimpan mimpi itu. Kalo punya suami, pinginnya yang lagi sekolah di luar negeri dan beasiswa pastinya. Sadar ato nggak ya, mimpi itu terkabul! Iya nggak sih? Ya walopun namanya beda, eh Miftachul sama William mah bedabeda tipis lah yaaaa. Hahahahaha.
See, when we're brave enough to set a dream. The universe do the rest for you! Iya, yang gw inget gw nggak ngapa-ngapain soal mimpi punya pasangan yang sekolah di luar negeri. Yang gw lakukan adalah berani bermimpi sekalipun itu cume diem diem dan gak pernah cerita sama orang. Trus sisanya cuma jalani hidup dengan baik, maksudnya sebagai cewe ya jaga diri, kan pingin dapet pasangan yang baik, jadi jaga diri supaya diri tetap baik. (brrrr, ini baiknya menurut siapa ya :p)
Nah, soal mimpi yang lain misalnya. Soal mimpi punya anak berwajah sipit, Jepang lucu dan menggemaskan. I kept dreaming to have a cute baby girl and I now have Kicca. Kurang bukti apa coba ya? Youk youk kita terus bermimpi. Walopun kedengerannya telat banget, baru mau bangun mimpi mulai dari sekarang *siapa itu yang nanya usia saya berapa sekarang?* Tapi percayalah, dengan tidak bermimpi, hidup kita nggak punya visi sama sekali. Emang sih, hidup jadinya mengalir apa adanya, tapi bisa kah kamu menebak arahnya akan kemana?
Gw pernah baca di majalah, gw lupa siapa yang ngomong, yang pasti beliau adalah salah satu direktur perusahaan besar di negeri kita ini. Beliau bilang..
Sebagai Direktur, pemimpin sebuah perusahaan besar, saya ingin membawa seluruh karyawan di perusahaan saya, ke tempat dimana mereka belum pernah berada (maksudnya kesuksesan). Sebuah tempat yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Dan itulah tugas saya membawa mereka ke sana.
Kira-kira begitu lah kata-katanya. Merinding gw. Asli merinding banget. Denger beliau ngomong gitu, gw bener-bener kayak mau dibawa ke tempat yang bagus. Bahkan gw bayangin kayak apa aja belum tau. Tapi gw percaya bahwa beliau punya mimpi yang besar. Itu lah tugas pemimpin, bermimpi besar dan menggunakan semua resources yang ada untuk bersama-sama mewujudkannya. Nah, gw pikir setelah itu, mengapa kita tidak berpikir layaknya Bapak Direktur itu berpikir?
Udah beberapa waktu ini, ada banyak mimpi di kepala gw. Gak tau kenapa, mimpi ini terus menari-nari di pikiran gw. Dengan bermaksud untuk berani bermimpi, maka saya beranikan diri untuk menuliskan mimpi-mimpi saya di sini. Bismillah.. *degdegan*
- Gw bermimpi untuk going overseas, sekolah dan bekerja di sana.
- Gw bermimpi bekerja di perusahaan, sebagai professional yang waktu kerjanya hanya 9 bulan. Dimana 3 bulan hanya untuk berlibur.
- Gw bermimpi, 3 bulan itu gw dan keluarga keliling dunia dan stay di suatu tempat untuk waktu relatif lama (1-2 bulan) untuk belajar kebudayaan tempat atau negara itu.
- Gw bermimpi gw punya blog yang keren untuk mendokumentasikan perjalanan kami itu.
- Gw bermimpi anak gw bisa at least 5 bahasa antara lain (Indonesia, Inggris, Jepang dan 2 bahasa lainnya)
- Gw bermimpi anak gw bisa bermusik, menggambar, dan menari.
- Walaupun tinggal di luar negeri, gw pingin anak-anak gw tetap terjaga keimanan dan keislamannya.
- Gw bermimpi anak gw sekolah di Harvard. Katanya orang-orang, kalo mimpi kuliah di Harvard, at least sekolahnya di Yale ato Columbia University seperti Cinca Lawrah. Hahahahaha.
- Gw bermimpi anak gw punya banyak prestasi internasional.
- Gw bermimpi bisa naik haji sekeluarga.
- Gw bermimpi anak gw punya pasangan yang baik.
- Gw bermimpi punya aset produktif yang banyak.
- Gw bermimpi punya usaha sendiri yang bisa gw monitor dari jauh.
- Gw bermimpi kami semua selalu sehat sampai kakek nenek dan menyaksikan cucu-cucu kita yang lucu bermain dan berlarian.
Banyak ya mimpinya. I need a big amin please. Gw harus buka tulisan ini sering-sering just to remind that I have these dreams.
Oiya, kenapa gw tulis "anak gw" di situ instead I write Kicca's name? Karena entah kenapa ya.. Di kepala gw, kok suatu saat bakal ada Kicca kedua yang lahir?
Alamaaaakkk!
So, are you brave enough to set your dreams?
*finger crossed*
0 comments:
Post a Comment